Mengapa Kita Tidak Boleh Berkata Kasar? Begini Penjelasannya!

Mengapa Kita Tidak Boleh Berkata Kasar

Kita tidak sadar jika kita sedang dalam keadaan emosi yang membuat mulut bisa berkata kasar dan menyakiti hati orang lain. Perlu diketahui, bahwa hal tersebut sangat dilarang oleh Allah SWT.

Allah melarang umat muslim menyakiti hati orang lain dengan mengucapkan kata-kata kasar yang dapat memicu permusuhan dan pertengkaran dengan sesama.

Mengapa Kita Tidak Boleh Berkata Kasar?

Al Imam Tirmidzi meriwayatkan dalam Sunnahnya, di mana Rasulullah SAW bersabda:

مَا شَيْءٌ أَثْقَلُ فِيْ مِيْزَانِ الْمُؤْمِنِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ خُلُقٍ حَسَنٍ وَإِنَّ اللهَ لَيُبْغِضُ الْفَاحِشَ الْبَذِيْءَ

“Sesungguhnya tidak ada sesuatu apapun yang paling berat ditimbangan kebaikan seorang mu’min pada hari kiamat seperti akhlaq yang mulia. dan sungguh-sungguh (benar-benar) Allah benci dengan orang yang lisannya kotor dan kasar.” (Hadits Riwayat At Tirmidzi nomor 2002, hadīts ini hasan shahīh, lafazh ini milik At Tirmidzi. lihat Silsilatul Ahadits Ash Shahihah No 876).

1. Orang yang berkata kasar dibenci oleh Allah SWT

Dalam hadīts ini Rasulullah SAW mengkaitkan antara akhlaq yang mulia dengan lisan yang kotor. Seakan-akan bahwasanya kalau kita ingin menjadi orang yang berakhlaq mulia jangan memiliki lisan yang kotor. Maka Jaga Lisan kita. Sesungguhnya orang yang berkata kasar itu Allah SWT sangat membencinya.

Kaum Muslimin di didik dengan ajaran agama yang benar dan lurus. Islam itu rahmatan lil’alamin (menebar kasih sayang terhadap sesama) dan mengutamakan akhlak mulia (akhlaqul karimah).

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا، أَوْ لِيَصْمُتْ

“Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka berkatalah yang baik dan jika tidak maka diamlah.” (HR. Bukhari no. 6018 dan Muslim no. 47)

2. Orang yang berkata kasar akan Celaka

Sifat orang beriman pula tidaklah mengumpat dengan perkataan dan tingkah laku. Ancaman bagi mereka yang mencela seperti itu jelas dalam potongan ayat Surat Al Humazah berikut:

Allah Ta’ala berfirman:

وَيْلٌ لِكُلِّ هُمَزَةٍ لُمَزَةٍ

“Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela”. (QS. Al Humazah: 1)

Ayat ini adalah ancaman bagi orang yang mencela yang lain dengan perbuatan dan mengumpat dengan ucapan. Hamaz adalah mencela dan mengumpat orang lain dengan isyarat dan perbuatan. Sedangkan lamaz adalah mencela orang lain dengan ucapan.

Ancaman wail dalam ayat di atas adalah ancaman berat. Salah satu tafsiran menyatakan wail adalah lembah di neraka..

Juga di antara orang yang tidak boleh kita ikuti adalah orang yang banyak mengumpat dengan mengeluarkan kata-kata kotor.

Allah Ta’ala berfirman:

هَمَّازٍ مَشَّاءٍ بِنَمِيمٍ

“Yang banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah.” (QS. Al Qalam: 11).

Mukmin atau muslim yang baik tidak akan berkata keji, kotor, melaknat, mencela, dan sebagainya yang buruk. Muslim sejati akan berbicara sopan, santun, tidak menyakiti hati orang lain, dan selalu baik dalam berbicara atau berkomentar.

Maka itu, jauhilah perkataan kasar (perkataan kotor), hindari kebiasaan suka menyindir orang lain, suka menjatuhkan orang lain, suka mengejek orang lain, bahkan sampai memfitnah orang lain.

Semoga kita mendapat kekuatan untuk menjadi Muslim yang baik, taat perintah Allah dan Rasul-Nya, termasuk orang yang tidak berkata kasar, kotor, keji, mengumpat, dan sebagainya. Aamiin Ya Robb

Wallahu A’lam Bish-shawab

Originally posted 2024-03-26 16:01:55.

You May Also Like

About the Author: admin

Tinggalkan Balasan